Mengapa Refreshing Course?
Peningkatan kapasitas perencanaan untuk program kesehatan masyarakat harus menitikberatkan kepada perbaikan derajat kesehatan masyarakat sebagai outcome utama. Beberapa prinsip dan kerangka pikir dapat membantu perbaikan perencanaan program kesehatan, termasuk prinsip equity dan systems thinking.
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, pemerintah pusat memiliki peran dalam memastikan kelancaran birokrasi perencanaan di level provinsi dan kabupaten/kota, membantu memastikan bahwa misi kesehatan di daerah terimplementasi dengan baik. Dalam hal ini, Biro Perencanaan dan tim perencana di direktorat-direktorat Kementerian Kesehatan dapat menjadi bagian dari sistem pemecahan masalah di daerah. Di sisi lain, pemerintah daerah merupakan ujung tombak pemecahan masalah ini dan menjadi top decision maker, termasuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Pemecahan masalah membutuhkan pertimbangan mendalam tentang unsur sistem kesehatan yang saling berkaitan dan kompleksitas yang ada di dalam konteks desentralisasi. Sehingga, kompetensi yang harus dimiliki oleh perencana program kesehatan menjadi lebih kompleks pula untuk memastikan pemecahan berbagai masalah dalam kesehatan masyarakat.
Pelatihan ini ditujukan untuk staf Kementerian Kesehatan (terutama Biro Perencanaan) agar dapat menjadi pegangan sebagai tempat refleksi, belajar, dan evaluasi apa yang terjadi secara praktis di lapangan dan yang terjadi di tingkat kebijakan. Terlebih dengan cepatnya perubahan karir staf di kementerian kesehatan dan juga di provinsi dan daerah, course refreshing yang diharapkan bisa menjadi pegangan sekaligus menjadi tantangan bagi yang baru memegang posisi terkait perencanaan kesehatan.
Lingkup tugas dalam perencanaan kesehatan
|
Perencana Nasional-Provinsi | Perencana Subnasional |
|
|
|
Perencanaan di tingkat mana pun jika dilihat dari perspektif health system akan berakhir pada penduduk yang menjadi penerima manfaat dari program. Jika ada perencana nasional dan subnasional, maka keduanya membutuhkan hubungan administratif dan fungsi yang membuat mereka bisa sinkron yang menghasilkan layanan yang diterima penduduk. Perencana administratif di pusat dan perencana dan implementor di daerah yang selama ini berjalan membutuhkan akomodasi pihak nasional dan subnasional dalam organisasi yang berada dalam satu manajemen. Di masa sentralisasi, pemerintah pusat adalah pengendali perencanaan dan pelaksanaan. Sebaliknya di desentralisasi, pengendali perencanaan dan pelaksanaan justru ada di daerah karena mereka adalah paling dekat dengan penduduk penerima layanan.
Refreshing course ini menekankan pengenalan dan penguatan penggunaan frameworks dan tools yang banyak dipakai untuk menganalisis dan memperbaiki proses perencanaan di banyak negara. Sejumlah framework itu dapat dilihat dalam lampiran. Peserta diharapkan menjenguk dan mengupdate kerangka dan alat bantu (tools) itu untuk didiskusikan kelebihan dan kesulitan dalam penggunaan mereka dalam pekerjaan perencanaan.
Minggu I
Populasi, kesetaraan yang berkeadilan, dan kebutuhan kesehatan
Minggu III
Solusi praktis yang dapat dilakukan selama pandemi COVID-19 dan rencana perbaikan di masa depan
Minggu II
Kapasitas implementasi, kebijakan kesehatan dan struktur program di level nasional dan sub-nasional
Minggu IV
Kebijakan dan rencana advokasi serta aksi implementasi di level nasional dan sub-nasional
Topik
|
Fokus Pembelajaran
|
Sumber Materi
|
Populasi, kesetaraan yang berkeadilan, dan kebutuhan kesehatan
|
|
|
Kapasitas implementasi, kebijakan kesehatan dan struktur program di level nasional dan sub-nasional
|
|
|
Solusi praktis yang dapat dilakukan selama pandemi COVID-19 dan rencana perbaikan di
masa depan
|
|
|
Kebijakan dan rencana advokasi serta aksi implementasi di level nasional dan sub-nasional |
|
|
Peserta dan fasilitator akan bekerja dalam kelompok yang memungkinkan peserta memunculkan ketertarikan mereka terhadap satu atau dua kasus dan framework yang relevan dengan analisis kasus itu. Pada akhir kegiatan, peserta bisa merumuskan point of interest yang mengangkat agenda penguatan perencanaan daerah dan implementasinya, dan perbaikan dalam dukungan administrasi dan finansial di tingkat nasional kementerian kesehatan dan lintas kementerian. Peserta diminta untuk review the local planning practice and challenges di jurnal-jurnal Health Policy and Planning, Health Systems Research, International Journal of Health Policy and Planning, BMC Public Health dan yang sejenis.
Opsi bacaan ini bisa diberikan berbasis kajian artikel dalam hal organisasi sistem kesehatan di tingkat nasional dan subnasional, birokrasi perencanaan kesehatan, pemerintah daerah dalam perencanaan program dan implementasi dan monitoring health performance dalam skala nasional dan subnasional. Bahan untuk lectures ini bisa dipilih dan dipelajari sesuai pengetahuan Anda sebelumnya. Jika ada artikel yang kebetulan belum ada di sini, silakan komunikasikan ke kami dan kita akan masukkan dalam menu ini..
Kursus ini akan berlangsung dalam dua gelombang:
-
Gelombang pertama diperuntukkan bagi Roren dan tim perencana lainnya di Kementerian Kesehatan. Gelombang pertama ini diharapkan dapat mempersiapkan skills yang dibutuhkan sebagai fasilitator bagi pelatihan untuk perencana di gelombang kedua.
-
Gelombang kedua diperuntukkan bagi tim perencana di level provinsi dan kabupaten/kota yang akan di ko-fasilitasi oleh peserta yang telah mengikuti Gelombang pertama. Kursus akan dilakukan dengan beberapa metode: belajar mandiri (membaca artikel dan mengerjakan kuis sederhana, diskusi dan mengerjakan tugas secara berkelompok, serta menghadiri kuliah pakar. Kuliah pakar secara khusus diberikan kepada para peserta di gelombang pertama.
-
Talk series dengan narasumber - kesempatan mendapat update dari nara sumber yang memiliki pengalaman dari lapangan, dua kali seminggu - Rabu dan Sabtu jam 10.00-11.30 melalui zoom.
-
Podcast / diskusi - yang berasal dari “talk narasumber” dan “invited narasumber”
-
Kuis online - memberi kesempatan peserta merefleksi point-point dari bahan dan hasil diskusi selama program.
-
Google based classroom dan diskusi interaktif - peserta mengikuti kasus-kasus perencanaan program dan berbagi gagasan tentang isu yang dibahas tiap minggu.
-
Penugasan penulisan case report untuk program-program spesifik - peserta diminta untuk memilih satu kasus perencanaan program kesehatan yang spesifik yang disukai atau yang pernah terlibat dan kerja bersama peserta lain dan fasilitator memproduksi slide presentation untuk advokasi kebijakan.
-
Refleksi pembelajaran independen - peserta memilih 2-3 artikel dari daftar bacaan dan membuat 1 slide lessons learned dari bacaan mereka (Lampiran 2)

Mubasysyir Hasanbasri
Ketua tim dan penggagas konsep dan pendekatan pelatihan. Concern di bidang manajemen organisasi kesehatan dan saat ini sedang menjabat Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di FKKMK UGM.

Tiara Marthias
Peneliti dan konsultan di bidang kesehatan ibu dan anak. Pengajar di FKKMK UGM dan berpengalaman mendamping dinas kesehatan kabupaten/kota dalam perencanaan KIA

Faisal Mansur
Peneliti di PKMK UGM yang tertarik pada implementasi program kesehatan di wilayah terpencil (rentan). Berpengalaman mendampingi perencanaan program keshehatan di beberapa kabupaten 3T di Indonesia.

Muh. Faozi Kurniawan
Peneliti dan Konsultan di Bidang Pembiayaan Kesehatan. Berpengalaman dalam pendampingan dan asistensi Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
